Cari Blog Ini

Entri yang Diunggulkan

Window lighting fotografi

Window lighting fotografi Window lighting fotografi adalah teknik memotret dengan memanfaatkan cahaya yang berasal dari jendela. Cahaya alam...

Rabu, 26 Juli 2023

Sejarah Fotografi

 

Fotografi

Fotografi (bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "phos": cahaya dan "graphien": melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya.[1] Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.  Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).  Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, diafragma & speed disebut sebagai pajanan (exposure).  Di era fotografi digital di mana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi digital ISO.  Fotografi saat ini telah berkembang menjadi sebuah gaya hidup, hal ini dimulai semenjak munculnya era digital dan berkembangnya media sosial.

Sejarah Fotografi

Pada tahun 1614, Angelo Sala menggunakan perak nitrat yang dibakar oleh sinar matahari dengan kertas dibungkus. Ini dikemukakannya pada tulisannya yang berjudul Septem Planetarum terrestrium Spagirica recensio, "Jika serbuk perak nitrat terkena sinar matahari, maka akan berubah menjadi hitam seperti tinta".[2] Penemuan dengan efek sinar matahari ini dianggap kurang berguna oleh ilmuwan lain. Pada tahun 1717, Johann Heinrich Schulze, profesor Jerman yang menggunakan botol berisi perak nitrat dan kapur secara tidak sengaja ada dekat jendela. Campuran ini membuat menjadi gelap dengan sebagian berwarna putih dan membuat garis pada botol. Seorang ahli kimia, Carl Wilhelm Scheele menemukan ammonia larut dalam perak nitrat tetapi bukan partikel gelap. Penemuan ini membuat untuk menstabilkan suatu gambar perak nitrat, ini dianggap sebagai penemuan eksperimen fotografi. Tidak lama kemudian tahun 1800 Thomas Wedgwood menangkap gambar dengan kamera obskura. Sayang Wedgwood terlanjur meninggal pada usia 34 pada tahun 1805. "Boulevard du Temple", daguerreotype dibuat oleh Louis Daguerre dalam tahun 1838 sebagai awal dari foto pertama dengan adanya orang di dalam foto. Pada tahun 1816 Nicéphore Niépce menggunakan kertas yang dibungkus perak nitrat berhasil membuat foto dengan kamera yang kecil.


sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi

Perkenalan Diri Yang Sukses Untuk Melamar Kerja

 Orientasi adalah perkenalan untuk bisa menentukan sikap berupa arah dan pandangan yang mendasari pikiran. Orientasi umumnya dilakukan di sekolah dan saat perekrutan karyawan baru. Di manapun itu, orientasi adalah hal lumrah yang mendatangkan banyak manfaat.

Orientasi di sekolah sudah biasa dan banyak yang membahasnya. Sementara orientasi dalam perekrutan karyawan baru bagi sebagian orang masih cukup awam. Dalam proses perekrutan karyawan baru, orientasi adalah bentuk perkenalan sekaligus penyesuaian karyawan baru untuk lebih memahami perusahaan.

Menurut Ingham (1970) orientasi adalah cara menyesuaikan sikap dan tingkah laku karyawan. Hal ini merupakan suatu konsep yang dapat menciptakan harmoni dalam bekerja. Tujuan utamanya agar peningkatan kinerja karyawan secara individu dalam sebuah perusahaan bisa tercapai.

Sementara secara umum, orientasi adalah suatu program yang dibuat dalam perusahaan untuk memperkenalkan karyawan baru pada tempatnya bekerja, peran karyawan, kehidupan sosial budaya dan lingkungan tempat kerja.

Nah, jika karyawan baru sudah memahami pekerjaan dan lingkungannya maka rasa takut akan sirna. Begitu juga rasa percaya diri untuk menjadi lebih produktif akan muncul dengan sendirinya. Jadi, bisa dikatakan bahwa orientasi adalah bagian dari proses membuat karyawan tak takut menghadapi tantangan.

Setelah memahami bahwa orientasi adalah bentuk pengenalan perusahaan, selanjutnya tujuannya. Ada enam tujuan orientasi karyawan baru ini. Intinya, agar karyawan baru bisa menyesuaikan dengan keadaan baru. Tentu saja agar produktivitas lebih mudah dilakoni di tempat baru.

Berikut tujuan orientasi karyawan baru:

1. Beradaptasi dan berinteraksi dengan kondisi lingkungan baru yang dimasuki.

2. Memahami organisasi dan budaya perusahaan, seperti visi dan misi, nilai inti, hingga kegiatan operasional perusahaan.

3. Memiliki kesamaan pola (paradigma) pikir.

4. Bekal sebelum karyawan bertugas di tempat kerjanya masing-masing.

5. Merasa diterima dan menjadi bagian dalam tim dan perusahaan.

6. Menghindari permasalahan yang mungkin terjadi saat karyawan baru menerima tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaannya.

Manfaat Orientasi Pelatihan Karyawan Baru

Lebih Kompeten dalam Bekerja

Orientasi adalah bagian dari perkenalan yang ditujukan untuk membuat karyawan menjadi lebih berkompeten. Tentu hal ini menjadi wajin dilakukan oleh perusahaan saat merekrut karyawan. Apalagi jika pelatihan bisa dilakukan dengan waktu yang ditentukan. Maka kualitas kerja dari karyawan baru akan lebih cepat sesuai dengan standar perusahaan.

Mengenal Cara Bekerja

Mengenal cara bekerja di perusahaan baru bisa dilakukan dan didapat saat orientasi. Hal ini berkaitan erat dengan pekerjaan dan cara kerja di tempat lama yang pasti berbeda dengan perusahaan baru. Misalnya saja seperti peralatan dan teknologi yang digunakan. Pelatihan untuk pengoperasian teknologi atau mesin yang akan digunakan oleh karyawan baru menjadi penting dilakukan.

Lebih Percaya Diri dan Optimis

Manfaat dari orientasi untuk karyawan baru juga bisa membuatnya lebih percaya diri dan optimis. Tentu saja ini adalah dampak positif yang baik untuk kinerjanya nanti. Semakin karyawan baru percaya diri, maka semakin baik mudah juga untuk meningkatkan kualifikasi pekerjaannya.

Selain percaya diri, rasa optimisme karyawan baru sudah pasti akan menghampiri. Kualifikasi bisa semakin ditingkatkan dan kinerjanya menjadi semakin menjanjikan. Trik ini juga bisa membantu mengurangi kesenjangan antar karyawan baru dan karyawan lama.

Ciri Karyawan Baru yang Berkualitas

Menjalani Tugas dengan Baik

Salah satu ciri utama karyawan berkualitas adalah mereka yang memahami peran dan tanggungjawabnya di sebuah perusahaan. Dia juga menciptakan daya saing yang baik di hadapan bos melalui hasil kerjanya. Hanya perlu mencari cara bagaimana belajar dan mengembangkan diri menjadi lebih baik.

Produktif

Memprioritaskan pekerjaan dan mengelola waktu dengan baik. Harus tahu kapan mengerjakan sebuah tugas dan tidak menunda pekerjaan khususnya saat melibatkan orang lain. Termasuk harus menyadari lambatnya tugas akan berpengaruh pada pekerjaan orang lain. Karyawan hebat, tahu bagaimana cara mengelola waktu sendiri dan menyesuaikan dengan kebutuhan.

Berorientasi dengan Target

Bekerjalah dengan tujuan pribadi dan perusahaan di pikiran. Setiap orang harus berkontribusi pada target perusahaan. Tentu saja hal ini menuntut karyawan harus belajar, bahwa untuk mendapatkan hasil terbaik adalah melalui kinerja yang optimal.

Berorientasi merupakan salah satu ciri karyawan berkualitas. Agar karyawan baru bisa memahaminya, maka orientasi tak sekadar untuk pengenalan bagian dasar. Namun, orientasi adalah bagian dari cara perusahaan mengenalkan diri untuk bisa menjadi sukses bersama.

Menjadi karyawan baru memang banyak dipenuhi tantangan. Mencapai puncak yang gemilang tak cukup hanya bermodalkan kepercayaan diri dan optimistis. Membangun koneksi sudah pasti diperlukan. Meskipun orientasi adalah proses perkenalan, tetapi membangun koneksi bukanlah dari sana. Berikut tips bagun koneksi sebagai karyawan baru:

Perkenalkan Diri

Anda memiliki hal penuh pada identitas diri sendiri di tempat kerja yang baru ingin dikenal seperti apa. Jika Anda ingin memulai membangun koneksi dengan rekan kerja, jangan malu untuk memperkenalkan diri saat memasuki tempat kerja yang baru. Hal tersebut merupakan awal dari proses penyesuaian diri Anda dengan lingkungan dan sebaliknya.

Ingat Nama

Mungkin Anda tergolong orang yang lebih mudah mengingat wajah ketimbang nama. Namun dengan mengingat nama-nama orang yang akan bekerja dan berkoneksi dengan Anda adalah hal yang penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, selama berkenalan, hati-hati mendengarkan nama dan mengulanginya untuk masuk ke memori jangka pendek. Setelah itu, Anda bisa menuliskannya sesegera mungkin yang juga bermanfaat belajar menghafal nama.

Banyak Bertanya

Banyak pendatang baru tidak berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya penting dengan alasan tidak ingin mengganggu. Padahal, pandangan tersebut adalah keliru karena lewat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, rekan-rekan kerja baru akan lebih bisa mengenal dan mengingat karakter Anda. Namun, sebisa mungkin Anda riset terlebih dahulu sehingga tidak mengajukan pertanyaan bodoh yang malah menghancurkan citra diri sendiri.

Memulai Hubungan

Carilah kesempatan untuk mulai membangun hubungan dengan orang-orang yang ada lingkungan kerja Anda. Hal ini bukan berarti Anda “menjilat” atasan atau rekan kerja, tetapi sebagai bentuk proses pengenalan kepribadian satu sama lain. Dengan memulai hubungan, Anda berupaya untuk mewujudkan lingkungan sosial di sekitar yang akan berpengaruh pada produktivitas kerja.

sumber : https://www.liputan6.com/hot/read/5307181/orientasi-adalah-perkenalan-berikut-tujuan-dan-manfaatnya-bagi-karyawan-baru