Cari Blog Ini

Entri yang Diunggulkan

Window lighting fotografi

Window lighting fotografi Window lighting fotografi adalah teknik memotret dengan memanfaatkan cahaya yang berasal dari jendela. Cahaya alam...

Senin, 10 Februari 2020

Multimedia SMK Al Huda Kedungwungu Rafting di Sungai Elo Magelang Yogyakarta "Bersama Kerbau dan Biawak" dengan Berjuta kedindahan alamnya

Dokumentasi Kegiatan Kunjungan Industri Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Al Huda Kedungwungu Anjatan tahun Pelajaran 2019/2020

Multimedia SMK Al Huda Kedungwungu Rafting di Sungai Elo Magelang Yogyakarta "Bersama Kerbau dan Biawak" dengan Berjuta kedindahan alamnya.

Kamis, 30 Januari 2020 pukul 11.40 kami melanjutkan perjalanan dari Institut Seni Indonesia Yogyakarya. Dari Perguruan tinggi seni tertua di indonesia yang terletak di Jl. Parangtritis KM 6.5  Glondong Panggungharjo kecamatan sewon Bantul Yogyakarta menuju tempat Rafting yang cukup hist di yogyakarta. Sungai Elo yang terletak di Jl. Sendangsono No KM. 02 Kanden, Progowati Mungkid Magelang Jawa tengah.


Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam kami sampai di lokasi wisata Rafting sungai Elo. Kami pun langsung berbegas solah dhuhur dan ahar di jamak. Setelah selesai sholat kami langsung ganti pakaian olahraga. Menyesuaikan diri untuk basah-basahan di sungai Elo.

Sekitar Pukul 14.00 kami breafing untuk pengarahan arung jeram. Maklum saja kami belum pernah rafting sebelumnya. kami sangat awam mengenai rafting. Berbagai penjelasan mengenai penggunaan perlengkapan keselamatan mulai dari harnes dan helm di jelaskan dengan seksama. Termasuk penggunaan dayung dan tatacara agar kita selamat di dalam perahu rafting pun di jelaskan dengan penuh kesabaran.

OH iya ada beberapa siswa-siswi yang tidak berani untuk mengukuti kegiatan arung jeram meski sudah ikutan dilokasi sungai. setelah mendapatkan pencerahan dari instruktur mengenai keseruan dan terutama keamanannya akhirnya merekapun berani rafting.

Setelah pengarahan dan pembagian kelompok kami langsung menuju perahu masing masing sesuai kelompok yang sudah dibentuk. Baru masuk ke perahu rasanya senang sekali. Bahkan kami "sok tau" dengan mendayung sekehendak kami sendiri. Hehe ya sedikit katro gitu deh. Tapi setelah di kasih pengarahan kami pun melakukan sesuai yang diinstruksikan oleh instruktur yang posisinya duduk di paling belakang boat.

Rasanya seru banget ketika ada bagian sungai yang berarus cukup deras dengan bebatuan yang besar-besar. Yang membuat boat terombang ambing dan air sungai membawasi hampir seluruh isi perahu. Yang bikin seru lagi Leader boat (salah ga tuh nyebutnya) bimin suasana makin seru dengan membanjur perahu lain dengan menggunakan dayungnya. Hasilnya kami saling menyirami satu sama lain antar perahu.

Ternyata keisengan laeder boat makin mejadi-jadi. Sesekali kami dicobaba untuk dijatuhkan ke sungai. Tentunya dengan standar keselamatan yang sudah diperhitungkan. Biasanya ketika berada di bagian sungai yang tenang. Hasilnya orang pertama yang jatuh eh dijatuhkan itu Ibu Irmayani. Maafin ya bu... ibu Irmayani sudah dijatuhkan dan saya "tolong" supaya bener-bener nyemplung di sungi elo yang warnanya kecoklatan karena musim hujan.

Di semacam post sungai tenang berikutnya giliran Ibu Redha yang yang giliran saya jeburin. Saya yang duduk di belakangnya ibu Redha meminta kode ke Pak Yanto, Leader Boat kami. Pak, aman ini pak? saya tanya dengan suara super pelan. Dan dibalas dengan isarat mata dan sedikit suara super pelan. Aman. Langsung saja saya pegang harnest ibu Redha dan saya menjatuhkan Ibu Reda dengan kikut menjatuhkan diri ke dalam sungai. Awalnya cukup panik tapi setelah tau kami terapung karena menggunakan harnest kami berengan sambil berdiri dan terlentang mengikuti arus sungai yang tengan. Cukup dalam juga sungainya, saya berdiri hampir menutupi semua kepala saya ketika berdiri di dalam sungai.

Tak lama kemudian kami ditarik lagi ke atas boat oleh pak yanto karena di depan sudah mendekati arus yang deras dengan banyak bebatuan. Seru banget. Walaupun ada rasa tegangnya.

Kemudian kami terus mendayung menyelusiri sungan, sesekali kami lihat air terjun kecil di sekitar sungai. Indah banget pemandangannya. Banyak dijumpai orang-orang yang memancing ikan di sudut-sudut sungai tertentu. Kami menjumpai kerbau beserta orang yang meng-angon-nya  yang mandi di sungai. Bahkan kadang ada juga biawak-biawak yang berkeliaran di sekitar sungai.

Saat menemukan lagi bagian sungai yang tenang kami coba membujuk semua teman-guru yang ada di perahu untuk mandi bersama di sungai. Karena kami melihat dibelakang kami ada beberapa siswa yang turun ke sungai untuk mandi bersama. Dan terlihat asik banget. Bahkan Ibu Redha yang kelihatannya pengan turun ke sungai juga ga mau turun karena semuanya ga mau. Apa lagi pa musa yang secara tegas nolak karena tidak bisa renang. Akhirnya satu kesempatan hilang deh.

Dan kamipun terus melanjutkan lagi selurus pantai rafting di sungai Elo. Medannya makin lama makin asik untuk ditelusuri. Sejauh mata memandang pemandangan sangat mempesona mata kami. Kami tidak merasa bosan meski sudah mengarungi sungai sekitar satu jam.

Ketika sampai di posisi sungai yang arusnya tenang saya bertuker posisi dengan Ibu Redha agar saya duduk tepat di belakang Pak Musahidin. Saat bertanya ke Pak Yanto, Aman ga pak? Maksudnya aman tidak kalau njebut di sini. Pak Yanto menjawab dengan isyarat aman, sambil mengedipkan mata. Dan.... satu lagi korban jatuh. Lebih tepatnya di jatuhkan. Giliran pa Nur Hatta yang baru saja Video Call sama istrinya, tidak lama pa Musahiding langsung mendorong pa Nur Hatta. Dan pa hatta akhirnya njebut juga ke sungai walaupun sempet sudah jatuhnya.

Pa Musahidin pun senang. Merasa sukses membuat pa Hatta mandi di sungai Elo. Pada saat pa Musa lengah saya yang duduk tepat dibelakang pa Musa langsung meraih harnes pa Musahidin dan menjebutkannya ke dalam sungai. Terlihat jelas pa Musa panik banget di air. Secara di tidak bisa renang.

"Udah tengan, berdiri sok, pegang harnesnya, Berdiri". saya sedikit kenceng bilang ke pa Musa. Dan diapun adak tenang karena bisa ngambang di air.

Saya, Pa Musahidin, Pa Nur Hatta, dan Ibu Redha semuanya turun terapung di sungai Elo. Padahal Ibu Redha tidak saya jeburin. Mungkin dia njeburin sendiri karena sebelumnya sempet ngucap pengen nyebur bareng-bareng. Hanya menyisakan ibu Irmayani dan pak yanto di atas perahu. Saya menikmati banget mandi di sungai elo meskipun dalam banget sampai-sampai saya berdiri tidak terjangkau dasar sungainya.

Setelah hampir mendekati medan bebatuan yang cukup terjal kami naik ke boat lagi. Satu persatu kami naik lagi ke perahu karet yang kami tumpangi. Yang pertama naik ke perahu karet pak hatta, kemudian saya diangkat pa yanto untuk naik ke perahu. Setelah sebelumnya mencoba untuk naik sendiri dan tidak berhasil. Kemudian pa Musahidin yang naik dengan perjuangan yang lumayan dan sangat keras malah. Karena badan beliau yang sangat gede. Saking susahnya sampai celananya kolornya ketarik-tarik. Dan ketika giliran ibu Redha yang diangkat naik oleh pak Yanto, dia diangkat dan dicelupkan lagi ke air. Persis kaya orang nyuci baju.

huhhhh..... Hahhhh.....

Seru banget.

Bener-bener pengalaman yang luar biasa.

Tak terasa sudah sampai di penghujung rute sungai Elo. Sepuluh Kilo Meter kurang lebih rute yang kami lalui selama sekitar 2 jam di dalam sungai. Berbagai pertanyaan mulai dari nyolorokidul sampai dengan menanyakan buaya di sungai Elo mewarnai perjalanan kami di atas sungai Elo.

Sesampainya di jalan setelah keluar dari sungai Elo saya tanyakan ke pa Hatta dan pa Musahidin ternyata mereka semua puas dan senang dengan apa yang telah kami semua lalui di sungai Elo. Termasuk ibu Irmayani dan ibu Redha. Padahal saya sempet takut dan sedikit merasa bersalah juga karena telah membawa mereka sampai renang di sungai Elo. Terlebih pak hatta dia hampir tidak berhenti tertawa ketika ditanyakan mengenai keseruan yang ada di atas sungai elo. Bercerita tentang celana pak musa yang ketarik-tarik ketika susah dalam meng-"evakuasi" badan pak musa. Dan ibu Redha yang diangkat kaya jemuran. Tapi semuanya merasa senang dan seru. Bahkan Pak musahidin mengajurkan untuk Rafting bagi yang belum rafting di sungai Elo. Oh iya Ibu redha sempet klarifikasi kalau dia bukan njebur sendiri tapi di jeburin sama pak yanto. Tapi tetep saja di seneng banget malah.

Yang lebih bikin seneng lagi ketika melihat siswa kami yang tadinya mabok perjalanan sampai ada yang minta turun di tengah jalan. Setelah mengarungi sungai Elo dia jadi Sehat wal afiat.

Terimakasih pak yanto dan semua crew rafting sungai elo. Thanks Allah sudah menciptakan Yogyakarya yang menawan dengan sungai elonya.

Barokallah.






 

6 komentar: